Kamis, 22 Januari 2009

Nyala api dan petir memancar dari tubuh Rasululloh

Setiap nabi dan rosul itu memiliki mukjizat yang berbeda yang disesuikan dengan kondisi masyarakat dan kebutuhannya. Dan diantara para nabi dan rosul yang paling banyak memiliki mukjizat adalah Rasululloh saw. Banyak para sahabat yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang kehebatan mukjizat Rasululloh saw, baik disaat damai maupun ketika berada dimedan pertempuran. Salah satu mukjizat beliau yang spektakuler adalah tubuhnya memancarkan nyala api dan petir sebagai tameng dari serangan lawan yang hendak membunuhnya.

Dikisahkan pada saat Rasululloh saw berangkat menuju ke medan perang Hunain, diantara yang ikut serta dalam pasukan kafir ada seorang lelaki yang bernama Syaiban Bin Usman bin Talhah, yang ayah dan pamannya terbunuh dalam perang Uhud. Oleh karena itu keikutsertaan Syaiban dalam perang Hunain adalah untuk membalas dendam atas kematian bapak dan pamannya di perang Uhud.

Sasaran utamanya adalah membunuh Rasululloh saw.

Syaiban kemudian mengisahkan apa yang dia alami sendiri dalam perang Hunain tersebut. Ia menceritakan, "ketika aku mengetahui Rasululloh saw turut serta dengan pasukan islam dalam Perang Hunain ini, akupun ikut bergabung dengan pasukan kafir Quraisy menuju suku Hawazin, dengan harapan bila perang sudah berkecamuk, aku akan mencari kesempatan dan menunggu saat yang tepat untuk membunuh Rasululloh saw. Dengan demikian, akulah orang yang akan menyelesaikan balas dendamnya orang kafir Quraisy terhadap Rasululloh saw. Rencana ini aku perhitungkan matang-matang jangan sampai gagal. Pedang yang aku bawapun aku asah tajam-tajam hingga nanti dapat sekali tebas kepada Rasululloh saw, langsung pisah dengan tubuhnya.

"Pada hati itu," demikian Syaiban melanjutkan kisahnya ketika perang sedang berkecamuk dengan hebatnya, aku terus memantau gerak-gerik Rasululloh saw karena dialah sasaran utamaku. Akhirnya tibalah saatnya yang aku tunggu-tunggu. Ini merupakan peluang emas bagiku, disaat orang-orang islam porak-poranda dan bercerai-berai oleh serangan gencar pasukan panah kaum kafir yang bertubi-tubi sehingga keselamatan Rasululloh saw tidak terlindungi oleh pasukannya. Maka aku langsung menghunus pedangku sambil mendekati Rasululloh saw. Setelah dekat dengan beliau, seranganpun aku lancarkan kepadanya. Tiba-tiba, ada nyala api keluar dari tubuhnya laksana petir yang menyambar-nyambar dan nyaris menyambar kulit tubuhku. Melihat kejadian itu, aku langsung menutup wajahku dengan tangan kerana rasa takut telah mencekam seluruh jiwaku.

Untuk itu, aku langsung menghindarkan diri menjauhi Rasululloh saw sejauh mungkin. Tidak begitu lama, aku mendengar Rasululloh saw memanggil diriku, "Wahai Syaiban, datanglah kemari". Akupun datang kepada nabi saw dengan perasaan takut. Setelah aku mendekat, beliau lalu meletakkan tangannya didadaku, rupanya beliau mengerti kalau dadaku diliputi oleh perasaan takut dan gemetaran. Beliau mengusap-usap dadaku, seraya berdo'a, "Ya Alloh, lindungilah dia dari bisikan setan".

Dari peristiwa itu, demi Alloh, pada saat itu juga tidak ada yang lebih dicintai oleh telinga, mata dan saat segenap jiwaku kecuali beliau. Persaan benci dan dendam kepadanya sirna dari dalam lubuk hatiku. Kemudian Rasululloh saw berkata kepadaku, "Mari ikut berjuang bersama kami". Aku langsung berdiri tegak dihadapan beliau dan dengan pedang ditangan, aku melancarkan serangan balik menghantam teman-temanku yang kafir yang memusuhi Rasululloh saw dan diriku ini lebih suka melindungi dan menjaga keselamatan Rasululloh saw dengan menggunakan tenagaku sendiri. Jika bapakku masih hidup dan memusuhi Rasululloh saw dan sahabat-sahabatnya, maka tidak segan-segan lagi aku akan menyerangnya dengan pedangku yang tajam ini".

Bila dianalisa dari peristiwa diatas, rasanya tidak mungkin terjadi manusia mampu mengeluarkan percikan api yang menyambar-nyambar bagaikan petir dari tubuhnya. Akan tetapi, inilah kenyataan yang terjadi pada diri Rasululloh saw dan inilah yang disebut dengan Mukjizat.